bulat.co.id -Nilai tukar
rupiah di
pasar spot pada perdagangan Jumat (10/11) tercatat melemah 0,26% ke level Rp 15.695 per
dolar Amerika Serikat (AS).
Pelemahan rupiah akhir pekan kemarin didorong pernyataan Ketua the Fed yang masih hawkish.
Hal ini dijelaskan Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana.
"Sehingga mendorong persepsi lanjutan kenaikan fed rate dan kenaikan USD Index di Jumat pagi dan menekan rupiah," ujarnya melansir kontan.co.id, Senin (13/11/2023).
Fikri memperkirakan, nilai rupiah berpotensi terapresiasi pada perdagangan Senin (13/11/2023).
Pendorongnya dari penurunan USD Index pada akhir perdagangan Jumat karena penurunan outlook US oleh Moodys.
Adapun penurunan USD Index pada akhir pekan kemarin turun tipis dari level 105.98 ke level 105.80.
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi justru menilai rupiah berpotensi lanjut melemah.
Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di China juga mengurangi sentimen terhadap pasar Asia. Menyusul serangkaian data yang lemah pada bulan Oktober 2023.
"Meskipun begitu, data tersebut meningkatkan harapan akan langkah-langkah stimulus lebih lanjut dari pemerintah China," kata Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan, rupiah bergerak melemah dalam rentang Rp 15.680 - Rp 15.770 per dolar AS.
Sementara Fikri memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.570 - Rp 15.760 per dolar AS.