bulat.co.id -Seni Budaya kota
Pemalang yang masih bertahan dan hampir punah adalah kesenian Tari Sinten.
Seni tari yang syarat mistis ritual dan sesajian, eksistensinya perlahan tergerus oleh arus modernisasi serta arus budaya luar yang masuk ke daerah berjuluk 'pusere Jawa' ini.
Kesenian asli masyarakat pesisir pantai utara jawa ini, terdapat dibeberapa daerah antara lain, Pemalang, Pekalongan, Brebes, Banyumas, hingga daerah Jawa barat, seperti Cirebon, Indramayu dan Jatibarang.
Kesenian sintren sendiri dari beberapa penuturan seniman di Pemalang, berawal dari sebuah kisah cinta Sulandono seorang anak dari Ki Bahurekso hasil pernikahan dengan Dewi Rantamsari, yang memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Kalisalak, namun tidak mendapatkan restu dari Ki Bahurekso.
Sulandono patah hati dan pergi bertapa , sedangkan Sulasih memilih tidak menikah seumur hidup, Namun meski terpisah di dunia nyata,mereka masih sering bertemu melalui alam ghaib.
Pertemuan keduanya diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukan roh bidadari ke tubuh Sulasih dan memanggil roh anaknya.