bulat.co.id - Ribuan tentara
Israel yang kembali dari peperangan di
Jalur Gaza menderita gangguan
stres pascatrauma.
Setidaknya tercatat lebih dari 10.000 tentara cadangan telah meminta layanan kesehatan mental.
The Jerusalem Post melaporkan, beberapa hari lalu seorang tentara melakukan bunuh diri setelah menerima perintah untuk kembali ke Jalur Gaza.
Sebelumnya, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan bahwa 10 perwira dan tentara Israel telah melakukan bunuh diri sejak 7 Oktober tahun lalu.
Beberapa di antaranya bunuh diri dalam pertempuran di pemukiman sekitar Gaza.
Mei lalu, sebuah penerbangan maskapai sewaan El Al, Sun D'Or menuju ke Georgia terpaksa memutar balik setelah seorang penumpang pria menyerang awak kabin.
Pria penyerang itu diketahui merupakan anggota IDF yang mengalami gangguan stres pasca-trauma yang disebabkan oleh tugasnya di Jalur Gaza.
"Dia memukul pramugari dan berteriak ke seluruh pesawat hingga tiba-tiba tumbang," ucap saksi mata dilansir the Times of Israel.
Saksi tersebut mengatakan penumpang itu berteriak, "Saya berada di Gaza, dan saya menderita PTSD, saya melihat mayat-mayat terbang di udara," ucapnya.
Di sisi lain, Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelumnya mengumumkan bahwa mereka telah menyelamatkan seorang tahanan Israel dari upaya bunuh diri. Tahanan itu ditangkap di Jalur Gaza.
Pada pertengahan Maret lalu, tentara Israel mengakui bahwa mereka menghadapi masalah kesehatan mental terbesar sejak 1973, dengan latar belakang perang yang dilancarkan faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza dengan tentara pendudukan sejak Al- Banjir Aqsa.