bulat.co.id -
LEBANON I
Gerakan Hizbullah di
Lebanon merilis pernyataan resmi yang mengkonfirmasi kematian Muhammad Srour, komandan angkatan udaranya akibat serangan udara Israel di Beirut,Jumat (27/9/2024).
Serangan itu melukai lima orang dan menyebabkan dua orang tewas. Angkatan bersenjata Israel (IDF) juga mengonfirmasi terbunuhnya Srour pada hari Kamis sebelumnya.
Srour memulai karir militernya di Hizbullah sejak 1986 saat ia berusia 13 tahun. Dalam hal pengalaman, ia terlibat dalam berbagai operasi militer melawan Israel, termasuk sebagai salah satu komandan penting dalam pertempuran melawan kelompok-kelompok teroris di perbatasan Suriah-Lebanon.
Terlepas dari itu, Srour juga dikenal sebagai kepala divisi intelijen Hizbullah dan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di Gerakan tersebut.
Pasca-kematian Srour, situasi geopolitik Lebanon kembali memanas. Hizbullah mengecam keras serangan tersebut dan mengatakan akan merespons dengan membalas setiap tindakan provokasi yang dilakukan Israel.
Sementara itu, IDF memberikan pernyataan kepada media bahwa kematian Srour merupakan bagian dari upaya untuk membasmi keberadaan Hizbullah di Lebanon.
Hubungan antara Lebanon dan Israel bukanlah hal yang mudah. Kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik dan terdapat sengketa perbatasan yang belum dapat diselesaikan.
Keberadaan Hizbullah di Lebanon juga dianggap sebagai ancaman bagi keamanan Israel. Hal-hal tersebut selalu menjadi penyebab ketegangan antara kedua negara.
Kematian Srour dapat memperumit situasi geopolitik yang ada saat ini. Namun, apa yang pasti adalah kondisi yang semakin rumit dan sulit di negara Timur Tengah akan berdampak terhadap kondisi keamanan global.
Situasi inilah yang perlu dicermati oleh seluruh negara di dunia, untuk mencegah eskalasi konflik yang dapat membahayakan keamanan dan perdamaian dunia.