bulat.co.id -Pusat pembuatankapal atau
galangan kapal milik Ponpes Al Zaytun, di Desa Eretan Kulon,Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat ditutup PemerintahKabupaten Indramayu, Sabtu (24/6/23).
Tidak lengkapnyaperizinan mendirikan galangan kapal tersebut, menjadi alasan Pemerintah KabupatenIndramayu, menutup lokasi tersebut.
Di lokasi yangmemiliki luas tanah sekitar tujuh hektar tersebut, Pemerintah KabupatenIndramayu menemukan satu buah kapal berukuran sangat besar, yakni sekitar 480Gross Tonnage (GT).
"Yang saya lihatdi lokasi ada satu kapal berukuran besar sekali," ungkap Bupati Indramayu, NinaAgustina, dilansir beritasatu.com.
Lokasi pembuatankapal tersebut, kata Nina, sudah ada sejak tahun lalu, namun setelah dicek,galangan kapal tersebut tidak memiliki izin. "Sebelum polemik yang ada diPonpes Al Zaytun, di tahun lalu sekitar 15 Oktober 2022, saya melihat setiapjalan itu ada satu aktivitas, saya minta Pak Kasat (Pol PP) mengecek, ternyataitu buat galangan kapal, kita cek ternyata perizinannya belum sempurna, belumlengkap," katanya.
Dikatakannya, setiapusaha yang perizinannya belum lengkap, maka pemerintah kabupaten terpaksa bertindaktegasnya dan menutupnya.
Sebelumnya, pihakPonpes Al Zaytun sempat akan mengurus perizinan, namun kata Nina, tidak mudahuntuk mengurus perizinan yang lokasinya cukup luas. "Sempat akan mengurusperizinan, tapi kan itu tidak gampang, apalagi tempatnya luas, sekitar tujuhhektar," lanjutnya.
Nina mengatakankalau dirinya belum mengetahui lokasi tersebut milik Ponpes Al Zaytun ataubukan, namun dari surat yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu,lokasi tersebut milik Ponpes Al Zaytun, atas nama Panji Gumilang.
"Nah ini yangbelum kita tahu, wilayah itu milik Ponpes Al Zaytun atau bukan, tapi kemarinsempat melihat suratnya, punya Al Zaytun, atas nama PG Panji Gumilang,"tambahnya.
Nina memintakepada pihak Ponpes Al Zaytun, untuk menyelesaikan perizinan-perizinannyasecara baik agar galangan kapal itu dapat kembali beroperasi. "Intinya buatPondok Pesantren Al Zaytun, apapun perizinan ditempuh secara baik, legalitassurat-suratnya," harapnya.
Sementara itu,Abdul Qodir, penjaga galangan kapal Al Zaytun mengatakan, kapal tersebut dibuatuntuk digunakan oleh para santri. "Kapal ini nantinya digunakan sama parasantri, kita kan beras sudah enggak beli, kemudian lauk pauk seperti daging dansayur-sayuran sudah ga beli, nah sekarang tinggal ikannya," ujarnya.
Abdul menuturkan,kapal berukuran besar tersebut hasil karya warga sekitar galangan kapal dansejumlah santri Ponpes Al Zaytun. "Yang mengerjakan ini tuh ada dari wargasekitar dan para santri, satu kapal ini bersarnya 480 GT (Gross Tonnage),"tutupnya.