bulat.co.id -
JAKARTA | CEO Polmark Research Center Eep Saefulloh Fatah menilai, Ketua Umum PDI Perjuangan
Megawati Soekarno Putri tengah
menunggu momentum untuk bersikap lebih tegas atau 'perang terbuka' terhadap Presiden Joko Widodo.Hal ini disampaikan Eep merespons sikap
Megawati yang tidak kunjung menarik menteri-menteri asal
PDI-P dari Kabinet Indonesia Maju.
"Bu Mega itu orang yang tahu pergerakkan
momentum. Di dalam politik,
momentum itu penting. Jadi ada timing, ada linimasa, ada rangkaian peristiwa, ada jahit-menjahit adegan segala macam, urusan-urusan rumit itu dikumpulkan, itu
momentum," kata Eep dalam program Gaspol! Kompas.com, Jumat (2/2/24).Menurut Eep,
Megawati sudah menunjukkan kekesalannya terhadap
Jokowi secara tersirat pada kampanye akbar di Bandung, dua pekan lalu.Ia menilai, pidato
Megawati saat itu menyinggung politisasi aparatur negara merupakan ekpresi kemarahan terhadap
Jokowi dan menunjukkan bahwa
Megawati dan
Jokowi berpisah jalan.
"Itu mengekspresikan alamat sudah terpisah, sudah berbeda, sudah ada di tempat yang berseberangan, sudah melakukan sesuatu yang harus saya lawan, kira-kira kayak begitu pernyatan Bu Mega," ujar Eep.Hanya saja, Eep menilai,
Megawati belum mengambil langkah yang lebih tegas, semisal menarik menteri
PDI-P dari kabinet, karena masih
menunggu momentum.Ia menjelaskan,
momentum itu seperti bandul yang bergerak
dari sisi keberlanjutan dan perubahan. Menurut Eep,
Megawati tengah
menunggu pergerakan bandul itu akan keras ke sebelah mana.
"Kalau ternyata gagal itu pemaksaan satu putaran,
momentum melebar, dan kelanjutan bisa kehilangan
momentum. di situlah barangkali Bu Mega akan mengambil langkah-langkah yang lebih tegas, lebih firm," ujar Eep.Diberitakan sebelumnya,
Megawati disebut menolak permintaan sejumlah kader yang menjadi menteri buat mengundurkan diri
dari Kabinet Indonesia Maju.Menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
PDI-P) Hasto Kristiyanto,
Megawati menolak usulan itu karena
dinilai bisa memicu gejolak politik.
"Ada menteri
dari kader
PDI-P meminta arahan ke Ibu Mega terkait situasi (politik), tetapi ibu tetap memberikan garis kebijakan bahwa kepentingan rakyat, bangsa, dan negara harus diutamakan," kata Hasto, Selasa (23/1/2024).Menurut Hasto, sejumlah kader
PDI-P yang berada di
kabinet disebut sudah siap mengundurkan diri dengan alasan melihat situasi politik yang kurang baik, terutama setelah Gibran Rakabuming Raka yang merupakan anak sulung
Jokowi bisa melenggang menjadi calon wakil presiden mendampingi capres Prabowo Subianto.